Selasa, 16 April 2013

Twins In Love Part 5


Malam ini sepertinya ia terserang insomnia mengingat sudah pukul satu tetapi ia tak bisa tidur. Mungkin karena masih memikirkan kejadian tadi siang, dimana ia telah menampar sahabatnya sendiri sehingga membuat ia harus mendapatkan pukulan dari sahabatnya satu lagi. Salahkah ia bila ia harus melukai sahabatnya hanya karena ia tidak mau sahabatnya itu melukai orang yang menjadi separuh dari hidupnya? Dia tidak salah tetapi caranya saja yang salah, ia terlalu terbawa emosi, lupa akan kodratnya sebagai laki-laki untuk melindungi wanita tapi jika begini keadaannya ia masih belum terima. Ia belum bisa memaafkan sahabat wanitanya.
“Rio kenapa belum tidur?” Tiba-tiba seseorang berada di sampingnya, ia menoleh mendapati Ify dengan wajah mengantuk dan mulut yang selalu menguap. Rio tersenyum. Di elusnya rambut panjang Ify.
“Ify juga belum tidur? Kenapa?” Tanya Rio lembut. Ify menggeleng.
“Nggak tahu, tiba-tiba Ify terbangun terus nggak bisa tidur lagi.” Jawab Ify polos. Rio mengernyitkan dahinya. Apa mungkin karena faktor kembar terus ada ikatan batin makanya Ify tak bisa tidur mengingat dirinya yang sulit untuk tidur. Mungkin? Dulu juga pernah begitu, waktu itu Ify lagi sakit Rio juga ikutan sakit, padahal Ify ada di Paris dan dia di Indonesia. Sungguh ikatan itu luar biasa hebatnya.
“Tidur gih. Udah malem, besok kan sekolah.” Suruh Rio, tak tega juga melihat wajah kantuk Ify.
“Nyanyiin….” Manja Ify, Rio lagi-lagi tersenyum. Ia suka dengan sifat manja kembarannya.
“Janji ya Ify tidur…” Ucap Dio, Shasa hanya mengangguk. Mereka melangkah menuju tempat tidur Rio, Rio duduk dan Ify meletakkan kepalanya di paha Rio. Rio mulai menyanyikan lagu nina bobo lagu kesukaan Ify dari kecil jika ia ingin tidur, ia membelai lembut kepala Ify hingga membuat gadis polos dan cantik itu tertidur pulas. Rio membenarkan posisi tidur Ify, kemudian menyelimuti gadis itu, mengecup kening serta membisikkan kata selamat malam.
“Good night My princess.” Bisiknya, ia menuju ke arah sofa yang ada dikamarnya untuk tidur di sana.
***
“Pagi Vi…” Sapa Ify ramah, wajahnya tampak lebih cerah daripada semalam.
“Pagi juga…” Balas Via dan tersenyum.
“Udah sembuh?” Tanya Via, Ify mengangguk kemudian duduk di samping bangku Via dan meletakkan tasnya di atas meja. Ia kembali menghadap Via.
“Ify mau nanya boleh nggak?” Ucap Ify
“Tanya apa?”
“Kenapa Via belain Ify saat dibentak cewek semalam itu?” Tanya Ify dengan serius, Via menghela nafas. Akankah dia menceritakan hubungannya dengan shilla atau tidak sama sekali. Tapi jika ia tidak menceritakan, ia takut ke depannya Ify akan salah paham terhadap dirinya dengan mendengarkan cerita masa lalunya dari orang lain. Tak apalah ia berbagi cerita , toh Ify sudah menjadi sahabatnya.
“Karena Loe sahabat gue. Gue nggak tega saat Loe dibentak-bentak kayak gitu.” Jawab Via, Ify tersenyum.
“Makasih ya Vi, Via udah mau nganggap Ify sahabat. Tapi lain kali jangan balas pakai amarah juga, kan kasihan cewek semalam dibentak-bentak.” Nasehat Ify.
“Iya,,, lagian semalam gue terbawa emosi. Jadinya ya marah-marah! Gue seneng deh bisa jadi sahabat Loe. Loe tau nggak, Loe itu terlalu baik buat dijahati. Heran gue, seharusnya kan Loe nggak maafin perbuatan Shilla kemarin tapi sekarang Loe malah belain dia. Gue bangga punya sahabat kayak Loe.” Puji Via, Ify tersenyum.
“Oh,, Jadi nama cewek semalam Shilla. Namanya cantik sesuai sama wajahnya.” Ucap Ify, Via tersenyum kecut. Ini yang dia tidak sukai, dari dulu sampai sekarang jika orang baru bertemu dengan Shilla pasti memuji kecantikan gadis itu, beda sekali dengan dirinya yang hanya dikenal orang sebagai… ahh…sudahlah ia benci mengingat kejadian dulu, terlalu menyakitkan.
“Dia itu Most Wanted Girl di Binus ini.” Ujar Via menerawang, ketika mengucapkan kata itu ada rasa sakit di dalam dadanya.
“Tapi tenang aja, bentar lagi gelar itu bakal Loe dapetin kok.” Kali ini ada nada bangga saat Via mengucapkan kalimat itu pada Ify. Ify mengernyitkan dahinya.
“Nggak mungkin kali Vi, Ify kan anak baru di sini.” Sanggah Ify
“Bisa aja kali. Loe nggak dengar apa kasak-kusuk dari orang-orang yang ngomongin elo, mereka tuh muji elo. Malah mereka bilang kalau wajah Loe lebih cantik dari wajah Shilla.” Ucap Via jujur
“Via ada-ada aja. Tapi makasih aja deh sama mereka, soalnya udah muji Ify cantik.” Ify menghadapkan tubuhnya ke depan papan tulis, Via hanya mengangguk-angguk saja. Tiba-tiba Rio masuk ke dalam kelas Ify membuat para kaum hawa yang di sana kecuali Via dan Ify berteriak histeris apalagi ditambah munculnya sosok di belakang tubuh Rio yang juga merupakan Most Wanted Boy di Binus walau masih kalah tenarnya dengan Rio. Tapi yang mereka herankan saat ini kenapa Rio dan orang itu datang bersamaan, bukankah mereka ada perseteruan? Dan yang lagi membuat mereka heran adalah penampilan orang di belakang Rio biasanya terkesan berantakan, kenapa pula sekarang menjadi rapi begitu seperti Rio.
“Pagi Fy…” Rio terkejut tatkala ada satu suara lagi yang mengikuti ucapannya. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Iel tengah tersenyum manis pada Ify. Pantas saja tatapan manusia di kelas ini tampak begitu beda, ternyata di belakangnya ada Iel. Pasti orang-orang tengah berpikir kenapa Iel dan ia bisa berbarengan. Padahal tidak ada unsur kesengajaan di sana.
“Pagi Yel… Pagi Yo…” Balas Ify disertai senyuman manisnya. Via mengerucutkan bibirnya merasa diacuhkan kehadirannya oleh dua orang ini.
“Gue nggak disapa gitu?” Sinis Via, Iel-sebagai sahabat kecil Via hanya menunjukkan deretan gigi putihnya sementara Rio tersenyum manis.
“Pagi Vi….” Kompak mereka berdua, Rio mendelik ke arah Iel yang sedari tadi mengikuti ucapannya.
“Pagi…” Jawab Via ketus, terlanjur kesal dia terhadap dua orang ini.
“Woii Bro, kenapa Loe Yel? Kesambet? Tumben pakaian loe rapi gitu. Mana pakai blazer sama dasi lagi. Trus Loe baru potong rambut ya? Mimpi apa Loe rambut loe mau dipotong begitu. Wahh,, Yel loe mimpiin gue jadi Justin Bieber ya makanya loe berubah begitu.” Cerocos Cakka yang sedari tadi berada di tempat duduknya dan memandang Iel heran. Iel mengambil tempat duduknya di belakang Ify, ia sadar sedari tadi ia dipandangi terus oleh Rio.
“Apa loe lihat-lihat? Naksir loe sama gue? Sorry, gue masih normal.” Ucap Iel santai pada Rio yang tengah menatapnya tajam.
“Cihh,,, sorry aja gue naksir elo yang notabennya seorang pengkhianat.” Ucap Rio sinis dan penuh penekanan, beda dengan cara bicara Iel tadi yang terdengar santai. Ify yang berada ditengah-tengah keduanya hanya menengguk ludah, ada perasaan tak enak dalam hatinya. Apalagi melihat pancaran mata Rio yang tajam dan perubahan raut wajah Iel yang sedang menahan emosi. Via yang berada di samping Ify hanya melirik Rio dan Iel secara bergantian, ia berdoa dalam hati semoga tidak ada perang dunia kedua antara pangeran Binus ini.
“GUE UDAH BILANG GUE BUKAN PENGKHIANAT” Bentak Iel, wajahnya merah padam, garis-garis di wajahnya juga begitu kelihatan bahwa ia emosi. Bentakan Iel telah mengundang perhatian seluruh kelas, termasuk Alvin, Agni dan Shilla yang baru saja lewat dan tak sengaja mendengar bentakan Iel. Mereka mampir masuk ke dalam kelas XI-Ipa1 dan mendapati Rio dan Iel tengah saling menatap tajam.
“Terus loe mau nyebut diri loe apa?” Tanya Rio retoris.
“LOE ITU PENGKHIANAT.” Lanjut Rio penuh penekanan. Iel mengepalkan tangannya, selama ini ia terlalu sabar di olok-olok oleh Rio… Tapi kali ini nampaknya kesabarannya hampir saja habis kalau di pikirannya tidak terlintas sebuah ide untuk membalas ucapan Rio.
“Gue heran lihat elo yang nggak pernah bosennya mengolok gue. Loe nggak nyadar apa loe siapa? Loe itu KETOS. Jabatan sama tingkah Loe nggak sesuai. Atau jangan-jangan ini lagi cerminan diri seorang Ketos Binus yang cool itu? Menuding orang sebagai PENGKHIANAT, pendendam, emosian, sok tahu, dan terakhir sok kuat.” Balas Iel sengit. Tak tahukah Iel bahwa hati orang yang disukainya terluka tatkala mendengar ucapan sengit Iel untuk Rio. Ada rasa ingin berontak dan tak rela Rio dipermalukan begitu, tapi mau bagaimana lagi. Dari awal dia menyaksikan, ia dapat menarik kesimpulan bahwa saudara kembarnya itulah yang salah.
Rio yang ingin membalas ucapan Iel mengurungkan niatnya tatkala tangannya ditarik oleh sebuah tangan halus dan lembut. Tangan itu membawa Rio keluar dari sana, sementara Ify menatap kepergian Rio dengan sendu. Ada rasa tak rela saat tangan Rio dicekal oleh Shilla.
“Maafin Rio ya Yel.” Ucap Ify setelah menatap kepergian Rio dan kini ia  memandang Iel yang terduduk serta menelungkupkan wajahnya di atas meja. Iel langsung mendongak dan tersenyum. Tapi ada yang mengganjal dipikirannya. Kenapa Ify tidak cemburu saat tangan Rio ditarik oleh Shilla? Bukankah Ify itu pacar Rio.
“Loe nggak cemburu Fy?” Pertanyaan bodoh itu dilontarkan oleh Iel. Ify mengernyitkan dahinya.
“Cemburu sama siapa?” Tanya Ify
“Shilla… Rio kan pacar Loe, kenapa Loe kelihatan fine-fine aja tangan Rio ditarik Shilla..” Ucap Iel polos. Akibat ucapannya itu meledaklah tawa Cakka dan Via yang sedari tadi mendengarkan ucapan Iel. Ify hanya terkekeh. Iel menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, bingung? Apa yang salahh dari ucapannya?
“Loe itu kuper amat sih Yel. Loe nggak tahu Ify itu siapanya Rio?” Tanya plus hina Cakka.
“Pacarnya kan?” Tebak Iel
“Heran gue lihat elo Yel, udah dua hari satu kelas sama Ify loe nggak tahu siapa dia?” Keluh Cakka
“Coba deh gue Tanya sama elo. Elo tau nggak nama kepanjangan Ify?” Tanya Via ikut-ikutan nimbrung. Iel menggeleng.
“Makanya jangan molor mulu Loe di perpus, nggak tahu kan nama kepanjangan bidadari Binus.” Ucap Cakka, Ify yang mendengar perdebatan tiga orang ini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Memangnya nama kepanjangan Loe siapa Fy?” Tanya Iel
“Yel Loe bisa baca nggak sih. Lihat aja di tag name Ify.” Bukan Ify yang menjawab, tapi Via yang udah gondok setengah mati lihat kelakuan Iel.
“Alyssa Saufika Haling…” Baca Iel
“Oh… Jadi nama Loe Alyssa Saufika Haling…” Gumam Iel, Ify mengangguk.
“Gue kayak pernah dengar nama Haling deh?” Ujar Iel. Cakka dan Sivia melotot, Ify lagi-lagi terkekeh melihat wajah Sivia dan Cakka.
“Noh, nama abang tukang bakso di depan sekolah.” Jawab Via asal.
“Bukan kali Vi, kalau nggak salah nama abang tukang sayur yang biasa keliling di komplek gue deh.” Cakka tambah ngasal. Ify yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya, tak rela nama kebanggaan ayahnya di sebut sebagai tukang sayur ataupun bakso.
“Loe berdua salah, Haling itu nama pengusaha terkenal di Asia ini terus mempunyai pewaris bernama Mario Stevano Aditya Haling…” Terang Iel santai, namun tiba-tiba ia melotot kaget, mulutnya menganga tak percaya seraya menatap Ify.
“Ha…Ling… Loe anaknya Haling Fy. Loe saudaranya Rio Fy?” Tanya Iel histeris, Cakka yang berada di samping Iel menutup kupingnya, pengeng juga lama-lama dengar suara cempreng Iel.
“Ngeh,,, Loe baru nyadar Bro. Loe makan apa sih dari tadi bawaannya telmi mulu. Ify itu saudara kembar Rio, SAUDARA KEMBAR….” Terang Cakka kesal akan sikap ketulalitan Iel. Iel meneguk ludahnya, saudara kembar? Tak salah dengarkah ia? Rio dan Ify kembar? Pantas Iel merasa tidak asing dengan mata teduh dan senyum khas Ify ternyata senyum dan mata itu mirip dengan Rio. Ada rasa kebahagian saat Iel mengetahui bahwa Ify adalah saudara kembar Rio namun ada rasa kekhawatiran dalam dirinya bahwa jika ia menyukai Ify maka habislah ia ditangan Rio.
***

1 komentar:

  1. What Is a Casino Game?
    In casino games, the object of a casino game 1xbet download is to win, so that you can win on a specific bet or to lose. This is 해외배당흐름 important because 블랙 벳 in the 해외 토토 배당 casino game, 블랙잭 the

    BalasHapus