aku adalah aku... kamu adalah kamu... aku dan kamu adalah kita... yang saling melengkapi
Kamis, 18 April 2013
Selasa, 16 April 2013
Twins In Love Part 5
Malam
ini sepertinya ia terserang insomnia mengingat sudah pukul satu tetapi ia tak
bisa tidur. Mungkin karena masih memikirkan kejadian tadi siang, dimana ia
telah menampar sahabatnya sendiri sehingga membuat ia harus mendapatkan pukulan
dari sahabatnya satu lagi. Salahkah ia bila ia harus melukai sahabatnya hanya
karena ia tidak mau sahabatnya itu melukai orang yang menjadi separuh dari
hidupnya? Dia tidak salah tetapi caranya saja yang salah, ia terlalu terbawa
emosi, lupa akan kodratnya sebagai laki-laki untuk melindungi wanita tapi jika
begini keadaannya ia masih belum terima. Ia belum bisa memaafkan sahabat
wanitanya.
“Rio
kenapa belum tidur?” Tiba-tiba seseorang berada di sampingnya, ia menoleh mendapati
Ify dengan wajah mengantuk dan mulut yang selalu menguap. Rio tersenyum. Di
elusnya rambut panjang Ify.
“Ify
juga belum tidur? Kenapa?” Tanya Rio lembut. Ify menggeleng.
“Nggak
tahu, tiba-tiba Ify terbangun terus nggak bisa tidur lagi.” Jawab Ify polos. Rio
mengernyitkan dahinya. Apa mungkin karena faktor kembar terus ada ikatan batin
makanya Ify tak bisa tidur mengingat dirinya yang sulit untuk tidur. Mungkin?
Dulu juga pernah begitu, waktu itu Ify lagi sakit Rio juga ikutan sakit,
padahal Ify ada di Paris dan dia di Indonesia. Sungguh ikatan itu luar biasa
hebatnya.
“Tidur
gih. Udah malem, besok kan sekolah.” Suruh Rio, tak tega juga melihat wajah
kantuk Ify.
“Nyanyiin….”
Manja Ify, Rio lagi-lagi tersenyum. Ia suka dengan sifat manja kembarannya.
“Janji
ya Ify tidur…” Ucap Dio, Shasa hanya mengangguk. Mereka melangkah menuju tempat
tidur Rio, Rio duduk dan Ify meletakkan kepalanya di paha Rio. Rio mulai
menyanyikan lagu nina bobo lagu kesukaan Ify dari kecil jika ia ingin tidur, ia
membelai lembut kepala Ify hingga membuat gadis polos dan cantik itu tertidur
pulas. Rio membenarkan posisi tidur Ify, kemudian menyelimuti gadis itu,
mengecup kening serta membisikkan kata selamat malam.
“Good
night My princess.” Bisiknya, ia menuju ke arah sofa yang ada dikamarnya untuk
tidur di sana.
***
“Pagi Vi…” Sapa Ify
ramah, wajahnya tampak lebih cerah daripada semalam.
“Pagi juga…” Balas Via
dan tersenyum.
“Udah sembuh?” Tanya
Via, Ify mengangguk kemudian duduk di samping bangku Via dan meletakkan tasnya
di atas meja. Ia kembali menghadap Via.
“Ify mau nanya boleh
nggak?” Ucap Ify
“Tanya apa?”
“Kenapa Via belain Ify
saat dibentak cewek semalam itu?” Tanya Ify dengan serius, Via menghela nafas.
Akankah dia menceritakan hubungannya dengan shilla atau tidak sama sekali. Tapi
jika ia tidak menceritakan, ia takut ke depannya Ify akan salah paham terhadap
dirinya dengan mendengarkan cerita masa lalunya dari orang lain. Tak apalah ia
berbagi cerita , toh Ify sudah menjadi sahabatnya.
“Karena Loe sahabat
gue. Gue nggak tega saat Loe dibentak-bentak kayak gitu.” Jawab Via, Ify
tersenyum.
“Makasih
ya Vi, Via udah mau nganggap Ify sahabat. Tapi lain kali jangan balas pakai
amarah juga, kan kasihan cewek semalam dibentak-bentak.” Nasehat Ify.
“Iya,,,
lagian semalam gue terbawa emosi. Jadinya ya marah-marah! Gue seneng deh bisa
jadi sahabat Loe. Loe tau nggak, Loe itu terlalu baik buat dijahati. Heran gue,
seharusnya kan Loe nggak maafin perbuatan Shilla kemarin tapi sekarang Loe
malah belain dia. Gue bangga punya sahabat kayak Loe.” Puji Via, Ify tersenyum.
“Oh,,
Jadi nama cewek semalam Shilla. Namanya cantik sesuai sama wajahnya.” Ucap Ify,
Via tersenyum kecut. Ini yang dia tidak sukai, dari dulu sampai sekarang jika
orang baru bertemu dengan Shilla pasti memuji kecantikan gadis itu, beda sekali
dengan dirinya yang hanya dikenal orang sebagai… ahh…sudahlah ia benci
mengingat kejadian dulu, terlalu menyakitkan.
“Dia
itu Most Wanted Girl di Binus ini.” Ujar Via menerawang, ketika mengucapkan
kata itu ada rasa sakit di dalam dadanya.
“Tapi
tenang aja, bentar lagi gelar itu bakal Loe dapetin kok.” Kali ini ada nada
bangga saat Via mengucapkan kalimat itu pada Ify. Ify mengernyitkan dahinya.
“Nggak
mungkin kali Vi, Ify kan anak baru di sini.” Sanggah Ify
“Bisa
aja kali. Loe nggak dengar apa kasak-kusuk dari orang-orang yang ngomongin elo,
mereka tuh muji elo. Malah mereka bilang kalau wajah Loe lebih cantik dari
wajah Shilla.” Ucap Via jujur
“Via
ada-ada aja. Tapi makasih aja deh sama mereka, soalnya udah muji Ify cantik.”
Ify menghadapkan tubuhnya ke depan papan tulis, Via hanya mengangguk-angguk
saja. Tiba-tiba Rio masuk ke dalam kelas Ify membuat para kaum hawa yang di
sana kecuali Via dan Ify berteriak histeris apalagi ditambah munculnya sosok di
belakang tubuh Rio yang juga merupakan Most Wanted Boy di Binus walau masih
kalah tenarnya dengan Rio. Tapi yang mereka herankan saat ini kenapa Rio dan
orang itu datang bersamaan, bukankah mereka ada perseteruan? Dan yang lagi
membuat mereka heran adalah penampilan orang di belakang Rio biasanya terkesan
berantakan, kenapa pula sekarang menjadi rapi begitu seperti Rio.
“Pagi
Fy…” Rio terkejut tatkala ada satu suara lagi yang mengikuti ucapannya. Ia
menoleh ke belakang dan mendapati Iel tengah tersenyum manis pada Ify. Pantas
saja tatapan manusia di kelas ini tampak begitu beda, ternyata di belakangnya
ada Iel. Pasti orang-orang tengah berpikir kenapa Iel dan ia bisa berbarengan.
Padahal tidak ada unsur kesengajaan di sana.
“Pagi
Yel… Pagi Yo…” Balas Ify disertai senyuman manisnya. Via mengerucutkan bibirnya
merasa diacuhkan kehadirannya oleh dua orang ini.
“Gue
nggak disapa gitu?” Sinis Via, Iel-sebagai sahabat kecil Via hanya menunjukkan
deretan gigi putihnya sementara Rio tersenyum manis.
“Pagi
Vi….” Kompak mereka berdua, Rio mendelik ke arah Iel yang sedari tadi mengikuti
ucapannya.
“Pagi…”
Jawab Via ketus, terlanjur kesal dia terhadap dua orang ini.
“Woii
Bro, kenapa Loe Yel? Kesambet? Tumben pakaian loe rapi gitu. Mana pakai blazer
sama dasi lagi. Trus Loe baru potong rambut ya? Mimpi apa Loe rambut loe mau
dipotong begitu. Wahh,, Yel loe mimpiin gue jadi Justin Bieber ya makanya loe
berubah begitu.” Cerocos Cakka yang sedari tadi berada di tempat duduknya dan
memandang Iel heran. Iel mengambil tempat duduknya di belakang Ify, ia sadar
sedari tadi ia dipandangi terus oleh Rio.
“Apa
loe lihat-lihat? Naksir loe sama gue? Sorry, gue masih normal.” Ucap Iel santai
pada Rio yang tengah menatapnya tajam.
“Cihh,,,
sorry aja gue naksir elo yang notabennya seorang pengkhianat.” Ucap Rio sinis
dan penuh penekanan, beda dengan cara bicara Iel tadi yang terdengar santai.
Ify yang berada ditengah-tengah keduanya hanya menengguk ludah, ada perasaan
tak enak dalam hatinya. Apalagi melihat pancaran mata Rio yang tajam dan
perubahan raut wajah Iel yang sedang menahan emosi. Via yang berada di samping
Ify hanya melirik Rio dan Iel secara bergantian, ia berdoa dalam hati semoga
tidak ada perang dunia kedua antara pangeran Binus ini.
“GUE
UDAH BILANG GUE BUKAN PENGKHIANAT” Bentak Iel, wajahnya merah padam, garis-garis
di wajahnya juga begitu kelihatan bahwa ia emosi. Bentakan Iel telah mengundang
perhatian seluruh kelas, termasuk Alvin, Agni dan Shilla yang baru saja lewat
dan tak sengaja mendengar bentakan Iel. Mereka mampir masuk ke dalam kelas
XI-Ipa1 dan mendapati Rio dan Iel tengah saling menatap tajam.
“Terus
loe mau nyebut diri loe apa?” Tanya Rio retoris.
“LOE
ITU PENGKHIANAT.” Lanjut Rio penuh penekanan. Iel mengepalkan tangannya, selama
ini ia terlalu sabar di olok-olok oleh Rio… Tapi kali ini nampaknya kesabarannya
hampir saja habis kalau di pikirannya tidak terlintas sebuah ide untuk membalas
ucapan Rio.
“Gue
heran lihat elo yang nggak pernah bosennya mengolok gue. Loe nggak nyadar apa
loe siapa? Loe itu KETOS. Jabatan sama tingkah Loe nggak sesuai. Atau jangan-jangan
ini lagi cerminan diri seorang Ketos Binus yang cool itu? Menuding orang
sebagai PENGKHIANAT, pendendam, emosian, sok tahu, dan terakhir sok kuat.” Balas
Iel sengit. Tak tahukah Iel bahwa hati orang yang disukainya terluka tatkala
mendengar ucapan sengit Iel untuk Rio. Ada rasa ingin berontak dan tak rela Rio
dipermalukan begitu, tapi mau bagaimana lagi. Dari awal dia menyaksikan, ia
dapat menarik kesimpulan bahwa saudara kembarnya itulah yang salah.
Rio
yang ingin membalas ucapan Iel mengurungkan niatnya tatkala tangannya ditarik
oleh sebuah tangan halus dan lembut. Tangan itu membawa Rio keluar dari sana,
sementara Ify menatap kepergian Rio dengan sendu. Ada rasa tak rela saat tangan
Rio dicekal oleh Shilla.
“Maafin
Rio ya Yel.” Ucap Ify setelah menatap kepergian Rio dan kini ia memandang Iel yang terduduk serta
menelungkupkan wajahnya di atas meja. Iel langsung mendongak dan tersenyum.
Tapi ada yang mengganjal dipikirannya. Kenapa Ify tidak cemburu saat tangan Rio
ditarik oleh Shilla? Bukankah Ify itu pacar Rio.
“Loe
nggak cemburu Fy?” Pertanyaan bodoh itu dilontarkan oleh Iel. Ify mengernyitkan
dahinya.
“Cemburu
sama siapa?” Tanya Ify
“Shilla…
Rio kan pacar Loe, kenapa Loe kelihatan fine-fine aja tangan Rio ditarik
Shilla..” Ucap Iel polos. Akibat ucapannya itu meledaklah tawa Cakka dan Via
yang sedari tadi mendengarkan ucapan Iel. Ify hanya terkekeh. Iel
menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, bingung? Apa yang salahh dari
ucapannya?
“Loe
itu kuper amat sih Yel. Loe nggak tahu Ify itu siapanya Rio?” Tanya plus hina
Cakka.
“Pacarnya
kan?” Tebak Iel
“Heran
gue lihat elo Yel, udah dua hari satu kelas sama Ify loe nggak tahu siapa dia?”
Keluh Cakka
“Coba
deh gue Tanya sama elo. Elo tau nggak nama kepanjangan Ify?” Tanya Via
ikut-ikutan nimbrung. Iel menggeleng.
“Makanya
jangan molor mulu Loe di perpus, nggak tahu kan nama kepanjangan bidadari
Binus.” Ucap Cakka, Ify yang mendengar perdebatan tiga orang ini hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Memangnya
nama kepanjangan Loe siapa Fy?” Tanya Iel
“Yel
Loe bisa baca nggak sih. Lihat aja di tag name Ify.” Bukan Ify yang menjawab,
tapi Via yang udah gondok setengah mati lihat kelakuan Iel.
“Alyssa
Saufika Haling…” Baca Iel
“Oh…
Jadi nama Loe Alyssa Saufika Haling…” Gumam Iel, Ify mengangguk.
“Gue
kayak pernah dengar nama Haling deh?” Ujar Iel. Cakka dan Sivia melotot, Ify
lagi-lagi terkekeh melihat wajah Sivia dan Cakka.
“Noh,
nama abang tukang bakso di depan sekolah.” Jawab Via asal.
“Bukan
kali Vi, kalau nggak salah nama abang tukang sayur yang biasa keliling di
komplek gue deh.” Cakka tambah ngasal. Ify yang mendengar itu mengerucutkan
bibirnya, tak rela nama kebanggaan ayahnya di sebut sebagai tukang sayur
ataupun bakso.
“Loe
berdua salah, Haling itu nama pengusaha terkenal di Asia ini terus mempunyai
pewaris bernama Mario Stevano Aditya Haling…” Terang Iel santai, namun
tiba-tiba ia melotot kaget, mulutnya menganga tak percaya seraya menatap Ify.
“Ha…Ling…
Loe anaknya Haling Fy. Loe saudaranya Rio Fy?” Tanya Iel histeris, Cakka yang
berada di samping Iel menutup kupingnya, pengeng juga lama-lama dengar suara
cempreng Iel.
“Ngeh,,,
Loe baru nyadar Bro. Loe makan apa sih dari tadi bawaannya telmi mulu. Ify itu
saudara kembar Rio, SAUDARA KEMBAR….” Terang Cakka kesal akan sikap ketulalitan
Iel. Iel meneguk ludahnya, saudara kembar? Tak salah dengarkah ia? Rio dan Ify
kembar? Pantas Iel merasa tidak asing dengan mata teduh dan senyum khas Ify
ternyata senyum dan mata itu mirip dengan Rio. Ada rasa kebahagian saat Iel
mengetahui bahwa Ify adalah saudara kembar Rio namun ada rasa kekhawatiran
dalam dirinya bahwa jika ia menyukai Ify maka habislah ia ditangan Rio.
***
Langganan:
Postingan (Atom)