“Rio…” Panggilnya
ketika ia dan Sivia-sahabat barunya telah sampai di kantin. Ia menemukan
saudara kembarnya sedang makan dengan dua orang wanita dan satu orang pria di
sudut kantin. Tak sadarkah dia setelah memanggil nama saudaranya itu ia ditatap
sinis oleh fanz Rio si Prince Binus, mungkin sebagian dari mereka belum tahu
bahwa ia adalah kembaran Rio termasuk Shilla yang kini sedang meremas-remas rok
kotak-kotak merah khas Binus karena menahan amarah pada gadis yang memanggil
Rio itu. Sedangkan Sivia mengikuti langkah Ify yang kini mendekat ke meja para
Most wanted-nya Binus dan di sana ada Alvin orang selama ini ia sukai secara
diam-diam.
“Hai Fy, ayo duduk!” Rio
mengisyaratkan kepada Ify agar duduk di sebelahnya, dengan senyum merekah Ify
duduk di samping Rio sedangkan Sivia duduk berhadapan dengan Alvin. Ahh,,,
rasanya Sivia ingin terbang saja karena bisa duduk berhadapan dengan Alvin. Ia
melihat Alvin yang tampak lahap memakan baksonya, lucu sekali wajah pria yang
mirip orang Korea ini.
“Sivia…” Panggil Ify
yang ada di depannya. Sivia menoleh pada Ify dengan wajah terkejut.
“Ya..”
“Mau pesan apa?” Tanya
Ify
“Orange Juice aja deh…”
Jawab Sivia
“Sivia nggak pesan
makanan?” Tanya Ify lembut, Sivia menggeleng dan tersenyum. Berada di dekat
Alvin saja sudah membuatnya kenyang.
“Rio pesenin Ify Orange
Juice dua sama bakso ya…” Kini Ify beralih berbicara pada Rio. Alvin yang
sedang memakan baksonya hampir tersedak begitu juga dengan Agni yang sedang
minum Cappucino-nya hampir memuntahkannya di depan wajah Shilla jika ia tak
menahannya dengan tangannya. Sedangkan Rio menatap sahabat-sahabatnya heran.
Sumpahhh,,, nih cewek
ngomongnya lembut amat, mana sopan lagi… Batin Alvin dan Agni serentak.
“Kalian kenapa?” Tanya
Rio heran. Agni dan Alvin menggeleng.
“Oh! Ya udah, Ify
tunggu di sini ya… Biar Rio pesenin makanan.”
PROTTT….UHUUKKK!!!
Bunyi semburan air dan
suara tersedak terdengar ketika Rio menyelesaikan kalimatnya dan berlalu pergi.
Sumpah, baru kali ini mereka mendengar Rio berucap lembut pada cewek, selama
ini cowok yang terkenal kalem dan cuek ini selalu bersikap dingin pada wanita
terkecuali pada Shilla dan Agni, tapi yang kali ini lebih lembut dari biasanya.
Sementara Sivia dan ify menatap aneh Agni dan Alvin.
“Agni,,, Elo jorok
banget…” Ucap Shilla kesal yang menjadi korban semburan Agni, sementara Alvin
sibuk mencari air untuk meredakan batuknya.
“Ahh,,, Vin,,, itu
minum gue…” Lagi-lagi shilla berteriak kesal karena minumnya di ambil oleh
Alvin.
“Ya elah Shil,,, Elo
pelit amat. Tinggal beli doank…” Ucap Alvin enteng, ia meletakkan gelas kosong
itu ke depan shilla. Shilla memanyunkan bibirnya, kesal melihat dua sahabatnya
ini yang hanya nyengir kuda.
“Kenapa elo shil?”
Tanya Rio begitu sampai sambil meletakkan bakso dan dua orange juice dihadapan
Ify dan menyodorkan satunya kepada Sivia.
“Nih! Dua makhluk dari
negeri antah berantah nyembur wajah gue plus ngambil minum gue.” Tunjuk Shilla
pada Agni dan Alvin yang hanya menunjukkan rentetan gigi putih mereka. Rio
hanya bisa geleng-geleng kepala lihat perlakuan konyol sahabatnya itu. Ia beralih
memandang Ify yang sedang mengaduk-aduk baksonya.
“Rio,,, ini kenapa ada
saladnya,,, Ify nggak mau. Rio kan tau Ify nggak suka sayur hijau itu…” Ucap
Ify kesal. Ia mendorong bakso itu di hadapan Rio dan melipat kedua tangannya di
depan dada. Rio menepuk jidatnya, lupa akan ketidaksukaan kembarannya itu.
“Maaf ya fy,,, Rio
lupa! Rio ganti lagi ya, tunggu bentar.” Rio langsung ngacir menuju sentral
bakso. Lagi-lagi Agni dan Alvin dibuat cengo dengan tingkah laku Rio itu.
Sumpah demi apapun, Rio orangnya nggak mau disuruh-suruh dan paling tidak suka
bolak-balik ke penjual bakso. Dan hanya demi cewek ini Rio rela melakukannya,
sebenarnya siapa cewek di dekat mereka ini sehingga membuat Rio sampai
melupakan sifat cueknya? Terlebih lagi shilla yang tidak suka memandang Ify yang
bersikap manja dan sok sopan itu.
“Ini Fy…” Rio kembai
menyodorkan semangkuk bakso kepada Ify. Ify memperhatikan mangkuk itu dan
menyirup kuahnya sedikit. Ia menatap tajam Rio yang kini sedang menatap panik
ke arahnya.
“Rio,,, ini terlalu asin.
Rio nggak lupa kan takaran garam untuk Ify.” Ucap Ify penuh penekanan, Rio
mengatupkan kedua tangannya di depan Ify.
“Maaf Fy Rio lupa lagi.
Duhhh,,, kenapa ya Rio bisa lupa?” Tanyanya pada diri sendiri seperti orang bodoh,
Sivia yang melihat tampang Rio langsung terkekeh. Baru kali ini ia melihat
wajah dingin itu berubah menjadi wajah orang bodoh, ini adalah kejadian langka
menurutnya. Ify menatap kesal punggung Rio yang kembali lagi menuju sentral
bakso. Lama-lama mood makannya hilang karena sikap bodoh Rio. Sementara Agni
dan Alvin masih bertahan dengan tampang cengo mereka memperhatikan kejadian
barusan.
“Heh! Cewek Manja!
Jangan sok deh Loe. Loe siapa berani nyuruh-nyuruh Rio bolak-balik ke kantin?
Nggak tahu malu ya Loe, anak baru aja belagu…!” Bentak Shilla secara tiba-tiba
pada Ify, ia tak lagi bisa menahan amarahnya pada gadis yang manja ini. Hal ini
justru mengundang perhatian para sisiwa yang berada di kantin. Tak pernah
mereka melihat shilla semarah itu, biasanya gadis dengan suara lembut itu
selalu berbicara sopan pada orang. Sebagian dari mereka justru mendukung pada
Shilla untuk memalukan Ify-siswa baru itu. Tapi sebagian dari mereka menatap
sinis Shilla karena tak rela adik dari pangeran mereka dibentak seperti itu.
shilla memandang ke sekelilingnya, ia berpikir bahwa orang-orang yang memandang
sinis ke arah mereka itu untuk Ify. Sementara Ify, si korban hanya menunduk
takut, ia tak punya keneranian untuk melawan karena ia belum pernah dibentak seperti
ini. Mama, Papa, serta Rio selalu berbicara sopan kepadanya. Sivia yang berada
di depan Ify menatap tak suka shilla. Dengan penuh amarah ia mendorong pundak
Shilla.
“Loe yang siapa berani
bentak-bentak Ify, jadi sahabatnya Rio aja sok belagu. Loe nggak tahu siapa
dia?” Ucap Sivia dengan nada tinggi pada Shilla yang menatap sinis ke arah
Sivia. Berani juga cewek Chubby ini, ia mengenal Sivia. Sangat mengenal putri
sulung dari Aziz ini. Putri sulung yang menghancurkan bagian penting dari
hidupnya.
“Loe nggak perlu ikut
campur? Urusan kita berbeda nona Sivia…” Ucap Shilla sinis. Sivia menatap sinis
Shilla, rupanya gadis cantik ini masih mengingat kejadian di masa lalu.
“Ify sahabat kami… Dan
kami berhak ikut campur…” Ini di luar dugaan, ucapan itu bukan berasal dari
Sivia tapi berasal dari Dea yang diiringi oleh Zeze dan Angel. Shilla mengernyitkan
dahinya, kenapa gank DAZ malah membela Ify yang jelas-jelas pengambil
Prince-nya Binus? Bukankah leader mereka-Dea sangat menyukai Rio? Seharusnya
Dea mendukung dia untuk membentak Ify. Suasana semakin menegang dengan
kehadiran tiga sosok itu, ini akan menjadi sebuah adegan drama yang sangat
menegangkan. Ify yang berada di antara orang-orang itu hanya bisa diam,
tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Ia benci dengan keributan seperti ini.
“Sahabat? Kampungan
sekali cara kalian untuk mendapatkan Rio dengan mendekati cewek murahan ini
agar bisa dekat dengan Rio. GREAT!!!” Ucap Shilla sinis, Dea sudah mengepalkan
tangannya dan…
PLAKKK…….
***
“Sahabat? Kampungan
sekali cara kalian untuk mendapatkan Rio dengan mendekati cewek murahan ini
agar bisa dekat dengan Rio. GREAT!!!” Ucap Shilla sinis, Dea sudah mengepalkan
tangannya dan…
PLAKKK…….
Semua yang ada di sana
menatap tak percaya adegan itu, Shilla merasakan pipinya perih karena begitu
kuatnya si pelaku itu menampar. Bukan… Bukan Dea pelaku itu, tetapi Rio yang
baru saja datang dan sedari tadi melihat adegan itu dari jauh. Miris sekali
hatinya mendengar perkataan sahabatnya yang mengatakan bahwa Ify adalah cewek
murahan. Demi apa pun ia tidak rela kembarannya itu mendapat penghinaan seperti
itu, ia akan menyakiti orang yang telah berani menyakiti Ify termasuk
sahabatnya sendiri. Ia tak perduli sahabatnya akan marah terhadapnya, ia tak
perduli itu!
“Kakak…” Lirih Ify
dengan wajah yang sembab karena menangis, tak menyangka kembarannya itu akan
melukai wanita yang membentaknya. Bagaimanapun gadis di depannya adalah
perempuan yang lemah untuk mendapatkan tamparan yang kasar itu? Ia tak mau Rio
menyakiti wanita…
Rio terperangah mendengar
apa yang diucapkan Ify, ini pertama kalinya Ify memanggil dengan sebutan kakak.
“GUE BENCI ELO!” Tiba-tiba
shilla mendorong bahu Rio dan berlari kencang keluar dari kantin, hatinya
terara teriris melihat Rio menampar dirinya untuk pertama kali hanya karena
wanita yang baru hadir dihidupnya itu? Apa sih spesialnya wanita itu? Ia menangis
dan berlari tak memperdulikan teriakan Agni dan Alvin yang memanggil namanya.
Sementara Rio hanya
bisa diam, emosinya saat ini belum bisa terkontrol. Alvin menatap tajam Rio, ia
juga tak rela sahabat wanitanya yang juga merupakan sepupunya itu dilukai oleh
Rio.
BUGH…
Satu pukulan keras mendarat tepat di wajah Rio membuat sudut bibir itu berdarah, Ify melototkan matanya melihat Rio terhuyung jatuh ke lantai. Alvin yang juga emosi menarik kerah baju Rio.
Satu pukulan keras mendarat tepat di wajah Rio membuat sudut bibir itu berdarah, Ify melototkan matanya melihat Rio terhuyung jatuh ke lantai. Alvin yang juga emosi menarik kerah baju Rio.
BUGH…
Pukulan kedua itu
kembali dilayangkan.
“BERHENTI….” Teriak Ify
dan
BRUUUKKK….
“Ify………..”
***
Rio terus menggenggam
tangan Ify yang kini terbaring di ranjang UKS, ia tak berhenti-hentinya
menangis karena mengkhawatirkan keadaan Ify. Biarlah ia dicap pria cengeng,
biarlah wibawanya hilang karena kerapuhannya, asalkan Ify sadar dari
pingsannya.Ntah apa yang akan dia katakan pada mamanya untuk memberitahu hal
ini, bisa-bisa mamanya membawa Ify balik ke Perancis untuk tinggal di sana. Ia
tak mau hal itu terjadi, ia tak mau pisah dengan Ify. Ia sangat menyayangi Ify melebihi
kasih sayangnya terhadap diri sendiri. Ify adalah bagian dari hidupnya, ahh…
Bukan bagian lagi tapi separuh hidupnya.
Cleekkk!!!
Bunyi pintu dibuka dan
menampakkan tiga orang wanita dan satu orang pria yang baru saja masuk
menghampiri Rio. Dua diantara mereka menghela nafas resah. Kenapa harus ada
sebuah kesalahpahaman? Ternyata dua kata itu ‘SALAH PAHAM’ bisa berdampak besar
seperti ini. Shilla menatap lirih Ify yang terbaring lemah, ia sudah mendengar
dari Sivia bahwa Ify adalah kembaran Dio. Ia sangat merasa bersalah pada gadis
manis, polos, dan baik itu. Ia baru menyadari gadis itu bukan sok manja dan sok
sopan tetapi gadis itu memang memiliki sifat polos yang mampu memikat siapa
saja yang baru mengenalnya. Terutama Sivia, rivalnya.
“Yo….!” Panggil Shilla
dengan nada takut. Rio menghela nafas kasar, ia masih belum mau diganggu dan
emosinya saat ini juga belum turun.
“Gue minta ma’af…”
Lirih Shilla. Merasa tak ada respon dari Rio Shilla kembali angkat bicara.
“Gue tahu gue salah
besar. Gue khilaf Yo! Gue nggak tahu dia adik Loe…”
Rio mengepalkan
tangannya berusaha mengendalikan emosinya.
“Gue terlanjur benci
sama Elo,,, Gue nggak pernah punya sahabat kasar kayak Elo. Siapa pun yang Elo
kasari, Gue nggak suka…” Ucap Rio dengan nada tinggi. Shilla meneteskan
airmatanya. Ia tak tahan mendengar ucapan Rio yang membencinya. Ia terlalu
cinta pada Rio dan ia tak ingin Rio membencinya. Ini terlalu sakit dari harus
menyimpan perasaan cinta untuk lelaki itu selama setahun.
“Gue minta maaf Yo…”
“Gue bosen dengar elo
yang selalu bilang maaf, sekarang pergi…” Usir Rio penuh amarah. Mereka yang
ada di sana menatap Rio tak percaya, termasuk Shilla yang langsung berlari
keluar. Perkataan itu sangat menyakitkan untuknya.
“Yo,,, Elo nggak boleh
gini dong. Shilla hanya ingin minta maaf! Apa susahnya sih maafin dia… Dia
sahabat elo Yo…” Alvin lama-lama tersulut emosi melihat tingkah Rio, niatnya
kemari tadi ingin minta maaf tapi karena Dio kembali memperlakukan Shilla secara
kasar ia jadi melupakan niatnya untuk minta maaf.
“DIA BUKAN SAHABAT
GUE!” Bentak Rio.
“Arrgghhh….” Rio terpesikap
mendengar erangan Ify, sejenak ia melupakan emosinya dan kini wajahnya berubah
menjadi panik. Ia menggenggam tangan Ify erat.
“Fy…” Panggil Dio
panik, ia mengelus lembut puncak kepala Ify.
Perlahan-lahan Ify membuka matanya, pandangannya terasa
buram namun lama-kelamaan ia dapat melihat dengan jelas.
“Rio…” Panggilnya
lirih, ia tersenyum lemah. Syukurlah ia masih hidup, ia pikir ia sudah berada
di surga.
“Arrgghhh….” Ia kembali
mengerang sambil memegang perutnya yang terasa sakit. Ia baru sadar bahwa
sedari tadi ia belum makan.
“Fy,,, Ify kenapa?”
Tanya Rio panik.
“Sakit… sa…kit…”
Ucapnya masih bertahan memegang perutnya.
“Apanya yang sakit?”
Pertanyaan bodoh, Rio tidak lihat apa bahwa Ify memegang perutnya. Mungkin
pengaruh panik membuat diri Rio merasa bodoh.
“Pe…rut…I…Fy…sa…kit…” Rintih
Ify
“Tunggu biar Rio
ambilin makanan ya?” Ucap Rio
“Nggak usah Yo. Biar
gue aja, Loe jagain Ify di sini.” Ujar Sivia mengajukan diri. Rio mengangguk
menuruti perintah Sivia.
“Gue juga pamit keluar
Yo… mau ngejar emmm,,, Shilla…” Agak ragu Agni menyebutkan nama itu takut-takut
membangkitkan emosi Rio kembali. Rio mendesah dan mengangguk. Mendengar nama
Shilla saja mampu menyalakan emosinya.
“Gue juga. Gue minta
maaf bro…” Pamit Alvin yang ingin menyusul Agni mencari Shilla.
Emperor Casino Online Casino | Play Slots and get Free Spins
BalasHapusYou can get instant access 바카라 사이트 to more 카지노 than 150 slot machines and play a wide variety 제왕 카지노 of table games. You can download the demo and try to get real money