Jumat, 20 September 2013

Game Of Destiny Part 1



Game Of Destiny Part 1
 
Dua mobil dari arah berlawanan melaju dengan cepatnya berebut siapa yang terlebih dahulu mencapai gerbang. Hal itu membuat siswa-siswa yang sedang berjalan ingin masuk ke sekolah harus meminggirkan dirinya agar terhindar dari dua mobil yang dikendarai dua orang sinting tersebut. Mereka sudah cukup sering disuguhi adegan balap mobil untuk memasuki gerbang SMA Thetra oleh dua pelaku tersebut. Tak ayal banyak protes yang diajukan siswa Thetra kepada pihak sekolah untuk menghentikan aksi dua orang tersebut, namun sepertinya belum ada kebijakan apapun untuk mengehentikannya mengingat latar belakang dua orang tersebut.
CKYYIIIIITTTTTT!!!! BRAKKK !!!!
Semua siswa yang sudah datang menyaksikan kejadian di sana dengan tak percaya, mata mereka melotot sangkin kagetnya. Mobil Jazz Merah dari sebelah kiri dan Mobil Jazz Silver dari sebelah kanan saling bertabrakan hingga membuat bagian depan kedua mobil itu rusak. Para siswa berdecak kagum, mereka meyakini besok dua pengemudi itu akan melakukan aksi yang sama lagi dengan mobil yang berbeda karena setiap harinya mobil kedua pengemudi itu rusak akibat tabrakan.
Masing-masing pengemudi turun dari mobil diikuti penumpang lainnya. Empat orang dari mobil jazz merah menatap sinis penumpang mobil Jazz Silver yang juga berjumlah empat orang. Para siswa Thetra tak mau melewatkan kejadian langka ini karena jika mereka berdelapan sudah saling berhadapan akan terjadi hal yang seru untuk dijadikan tontonan oleh siswa Thetra.
Pengemudi Jazz merah maju ke depan dan bersandar pada kap mobilnya, tangannya ia silangkan di dada membuat si pengemudi jazz Silver merasa tertantang. Keduanya saling bertatapan tajam dan ingin saling menerkam. Para siswa sudah bersorak-sorak ramai dengan tepuk tangan seakan ini adalah pertandingan seru, separuh dari siswa Thetra menyorakkan nama pengemudi Jazz merah dan separuh lainnya menyorakkan nama pengemudi jazz silver sebagai dukungan. Satpam yang ada di sana hanya bisa menelan ludah, kejadian ini sudah sering dia lihat jika dipagi hari. Ingin melarang takut dipecat, dibiarkan bisa berabe urusannya.
TINN!!!TINN!!!
Sorakan riuh itu terhenti dan Satpam bernafas lega karena bunyi klakson di belakang mobil Jazz merah itu menghentikan aksi saling terkam yang ingin dilakukan dua pengemudi sinting tadi. Para siswa berbondong-bondong melihat siapa yang berani menghentikan aksi dua orang ini? Pengemudi Ferrari putih milik Prince Thetra.
Melihat siapa yang menghentikan aksinya, pengemudi jazz Silver merapikan rambut panjangnya yang dikeriting bagian bawahnya saja. Pangemudi Jazz merah melengos dan mencibir mendapati musuhnya sedang memasang senyum menggoda ditambah lagi kedatangan pengemudi Ferrari putih yang menghalangi niatnya untuk mencakar wajah si pengemudi Jazz Silver.
“Woii… Pinggirin mobil Loe. Gue mau masuk!” Teriak Pengemudi Ferrari putih. Pengemudi jazz merah dengan wajah datarnya masuk ke dalam mobil diikuti antek-anteknya dan mobilnya melaju pesat menuju parkiran sekolah kemudian menyusul mobil Ferrari putih diikuti mobil Jazz silver dibelakangnya.
Para siswa di sana mendesah kecewa karena tontonan gratis dan seru mereka harus berakhir tanpa ending yang jelas. Semua siswa kembali ke kegiatan masing-masing.
Kembali pada tiga mobil tadi, Penumpang jazz merah berdiri di samping mobil mereka dengan gaya yang berbeda. Si pengemudi menyilangkan kedua tangannya di dada, teman di sampingnya yang mempunyai rambut sebahu dan memiliki pipi chubby menyandar pada mobil sambil memutar-mutar BB-nya. Di samping gadis berambut sebahu ada gadis berwajah seperti barbie sibuk memelintir ujung rambutnya dengan jari telunjuknya. Dan terakhir gadis yang memegang pensil cantik sibuk menatap pengemudi Jazz Silver dan Ferrari Putih yang akan turun.
Pangemudi Jazz merah berdecak sinis begitu mengetahui siapa yang turun dari Ferrari putih. Seorang cowok jangkung berkulit putih namun manis dan memiliki mata setajam elang serta diikuti seorang gadis mungil, cantik, dan imut yang amat sangat dikenalnya.
“Fy, Loe nggak lihat muka si Shilla gimana lihat saudara Loe satu mobil sama Rio.” Bisik gadis berambut sebahu padanya. Pengemudi Jazz merah bernama Ify itu menatap Shilla-pengemudi Jazz silver yang memasang wajah cemberut. Ify tampak menahan tawa namun ketika Shilla menatapnya Ify tersenyum mengejek.
Ify berjalan mendekati Gank Shingelzeo yang diketuai oleh Shilla, ia tersenyum manis pada Shilla membuat Shilla yang melihatnya rasanya ingin muntah.
“Selamat menikmati patah hati elo Ashilla Zahrantiara.” Bisik Ify ditelinga Shilla dengan nada mengejek. Shilla yang merasa diremehkan seperti itu oleh Ify rasanya ingin menjambak Ify yang sok berjalan anggun di depan mereka. Tangannya sudah bergerak naik ingin menarik rambut Ify dari belakang namun niatnya harus terhenti karena tangannya dicekal oleh Angel.
“Jangan Shill,,, elo mau pamor elo turun di depan anak-anak dan Rio. Kita bisa balas mereka dengan cara yang lebih cantik.” Shilla mendengus, ya…Angel benar. Kalau dia melakukan hal ini di depan umum anak-anak akan mengecapnya yang tidak-tidak.
Shilla menatap sinis Ify yang sudah berjalan jauh darinya, “Loe akan menyesal karena menghina gue Alyssa Saufika.”
***Game Of Destiny***
Prifyfebsi tertawa terbahak-bahak mengingat wajah kesal Shilla di parkiran tadi, mereka merasa point pertama sudah mereka dapatkan. Mereka tak perduli ketika anak-anak di dalam kelas memandang aneh ke arah mereka berempat. Febby dan Prisill yang duduk di depan Ify dan Sivia menghadapkan tubuh mereka ke belakang.
“Gue yakin setelah ini mereka menyusun rencana untuk membalas kita.” Ucap Prisill dengan opininya, gadis itu masih saja pada kebiasaannya memelintir ujung rambutnya sejak diparkiran tadi.
“Ya ialah, mereka kan nggak ada kapoknya mengerjai kita.” Sambung Febby yang sibuk menggoyangkan pensilnya ke kanan dan ke kiri.
“Dan dari semua rencana yang mereka susun nggak ada satupun yang berhasil mengenai kita.” Timpal Sivia.
“Yah,, elo tau lah Vi kalau mereka itu otak bodoh semua.” Ejek Ify, kontan Prisil, Febby, Sivia tertawa.
“Oh ya,,, BTW nih kok Rio betah gitu ya sama saudara Loe? Gue akui sih saudara Loe cantik tapi kalau dibandingin sama Shilla masih cantikan Shilla deh.” Ucap Prisil
Ify menggedikkan bahunya, “Tau deh, mau si Rio betah sama si sok alim itu mau nggak, bukan urusan gue. Lagian apa urusannya sama Elo, jangan bilang elo suka Rio deh?” Tanya Ify penuh selidik.
“Dulu sih iya, sekarang kan ada Septian. Mati dong gue kalau sampai suka sama Rio lagi.” Jawab Prisil.
“Ciie…ciiee yang cintanya mentok sama Septian.” Ledek febby
“Kayak Elo nggak aja ke Riko Feb.” Sindir Sivia
“Masih mending Febby mentoknya ke Riko, jelas. Nah elo kagak ada jelas-jelasnya ke Gabriel.” Ucap Ify pada Sivia. Sivia memasang tampang kesal, gimana mau jelas sama Gabriel, tuh anak dideketin malah menghindar…Batin sivia.
“Diantara kita berempat Cuma elo yang belum punya pacar Vi.” Ini lagi si Prisil maksudnya apaan ngomong gitu? Mau nyindir…
“Kejar gih sebelum diembat sama Angel, gue denger-denger dia suka Gabriel Loh.” Ucap Febby memanas-manasi. Sivia mendesah, kalau itu mah kabarnya udah lama banget makanya kebenciannya bertambah pada Shingelzeo semenjak Angel menghalangi niatnya untuk mengejar Gabriel.
***Game Of Destiny***
“Kakak Loe buat ulah lagi tadi pagi?” Tanya Agni sambil mencomot kentang goreng yang dicolekkan ke saus. Saat ini Fourangel sedang berada dikantin menikmati jam istirahat mereka. Nova yang sukanya datang telat menyimak pembicaraan sahabat-sahabatnya agar ia tak ketinggalan berita terhangat pagi tadi. Acha si kutu buku masih asyik saja membaca buku biologi setebal kamus KBBI itu, ia sama sekali tak tertarik dengan kabar yang sering terjadi di sekolahnya itu. Paling-paling besok akan terjadi hal yang sama.
“Iya… Untung tadi gue sama Kak Rio berangkatnya agak siangan jadi dia bisa nyegah dua orang itu untuk membuat ulah.” Jawab Keke. Acha yang mendengar itu kontan menutup bukunya merasa tertarik dengan kejadian tadi pagi yang mungkin berbeda dengan kejadian sebelumnya.
“Kak Rio nyegah mereka? Tumben Kak Rio mau ikut campur?” Tanya Acha penasaran
“Sebenarnya nggak mau ikut campur, tapi karena mobil kak Rio yang mau masuk ke dalam sekolah terhalang mobil kak Ify terpaksa dia harus turun tangan.” Jawab Keke dengan santai, Acha mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Terus reaksi Kak Shilla lihat elo sama Kak Rio gimana? Dia kan ada ditempat kejadian?” Tanya Nova
Keke mendesah pelan, “Seperti biasa,,, dia natap gue sinis. Ditambah lagi kak Ify ledekin dia, tatapannya itu kayak mau bunuh gue.”
“Berarti kak Ify belain elo dong? Buktinya dia ledekin Kak Shilla.” Ujar Acha.
Keke tersenyum kecut, “Bukan Cha. Dia memang dari dulu musuhan sama kak Shilla, mana mau dia belain gue.”
“Elo sama Kak Ify kan sama-sama nggak suka sama tuh nenek lampir. Kenapa nggak bersatu aja sih buat ngalahin tuh orang.” Ucap Agni
“Kak Ify pernah bilang gini Ag, ‘Masalah elo sama Shilla dan Masalah gue ke Shilla itu beda, jangan pernah Elo berharap gabung sama gue buat Shilla hancur’ … Padahal gue nggak ngomong apa-apa ke dia, tiba-tiba aja dia ngomong begitu ke gue.” Keluh Keke, Agni yang ada di samping Keke mengelus pundak Keke agar gadis itu bersabar.
“Mungkin Kak Ify masih belum terima bokapnya dan nyokap elo menikah.” Timpal Nova, Keke menggedikkan bahunya, “Mungkin. Tapi gue berharap suatu saat kak Ify sadar kalau gue bener-bener sayang sama dia. Gue udah nganggap dia seperti kakak gue sendiri.”
Nova, Acha, Agni tersenyum, “Aminnnn!!!” Ucap mereka kompak
“Oh ya, hubungan Loe sama kak Rio gimana?” Tanya Nova mengalihkan pembicaraan agar suasana tak lagi mellow.
Keke tersenyum, “Sejauh ini baik-baik aja. Gue berharap ke depannya tambah lebih baik. Kalau elo sama Lintar?” Tanya Keke pada Nova
“Gue sama dia setiap ketemu berantem mulu, heran deh gue mau aja jadi pacar dia.” Curhat Nova
“Gimana nggak berantem, Loe-nya aja nyolot ditambah lagi si Lintar cerewet.” Sindir Agni, Nova mendengus kesal merasa tak terima Agni menjelek-jelekkan Lintar. Secerewet apapun Lintar kan pacarnya.
“Hush, kalau Lintar denger bisa berabe tau Ag.” Ucap Acha, Agni menutup mulutnya lupa bahwa ia sedang berada di kantin. Ia menatap wajah Nova yang masih cemberut.
“Nggak usah cemberut Nov, tambah jelek Loe.” Ejek Agni
Nova mencibir, “Kayak elo cantik aja.”
“Gue memang cantik dari lahir Nov.” Ucap Agni narsis, rasanya Nova ingin muntah mendengar Agni memuji dirinya sendiri. “Kalau Elo cantik elo udah laku dong Ag.” Sindir Acha, tak biasanya gadis ini terlibat dalam pertengkaran Agni dan Nova. Keke dan Nova tertawa melihat Agni memanyunkan bibirnya, merasa tak terima dengan penghinaan Acha yang secara tak langsung mengatakannya jelek.
“Jomblo bukan berarti jelek kan. Jomblo itu hanya menunggu datangnya pasangan yang cocok.” Ujar Agni.
“Siapa yang bilang?” Tanya Keke
“Agni.” Jawab Agni bangga, Keke hanya bisa geleng-geleng kepala. Mereka kemudian terlarut dalam suasana candaan yang mereka ciptakan.
***Game Of Destiny***
Anggota basket Thetra saat ini sedang melakukan latihan mengingat sebentar lagi akan ada pertandingan persahabatan antara SMA Thetra dengan SMA Trijaya. Alvin selaku kapten basket putra menyusun strategi sematang mungkin agar mereka bisa mengalahkan SMA Trijaya yang menjadi rival mereka dalam hal basket. Alvin memberikan pengarahan pada anggotanya tentang rencana formasi yang akan mereka bentuk, semua mengangguk paham akan apa yang diterangkan Alvin. Alvin juga memilih langsung pemain inti sebab Pak Duta selaku koordinator basket sudah mempercayai Alvin untuk memilih langsung pemain inti. Alvin menunjuk pemain yang memang sudah handal dan sering mengikuti pertandingan basket. Siapa lagi kalau bukan dirinya, Gabriel, Rio, Cakka, Debo dan terakhir Riko. Para pemain cadangan tak merasa kecewa karena ini merupakan pemilihan terbaik Alvin, mereka menyetujui karena mereka tahu kemampuan para pemain inti yang ditunjuk Alvin.
“Oke. Sekarang kita istirahat setengah jam.” Perintah Alvin, semua langsung bubar menuju bangku tribun penonton. Debo menghampiri Ify yang sedari tadi menunggunya, Riko juga sama ia menghampiri Febby yang bergabung bersama Prisil dan Sivia. Alvin ikut duduk bersama anggota CRAG.
“Aduuhhh,,, capeknya. Mana lapar lagi, coba aja gue punya pacar terus pacar gue nganterin makanan kayak Debo sama Riko tuh.” Keluh Cakka sambil memperhatikan rombongan Prifyfebsi plus Riko dan Debo.
“Katanya Playboy kelas kakap, kok nyari pacar aja susah.” Sindir Rio
“Bukan susah Yo, Cuma belum nemu yang cocok. Oh ya Yo, Gue baru ingat kalau pacar elo punya temen yang namanya Agni. Comblangin gue sama dia donk Yo, dari pertama dia masuk gue udah suka sama dia.” Pinta Cakka dengan tampang melas.
“Agni? Agni Trinubuwati?” Tanya Rio meyakinkan, Cakka mengangguk menurut info yang ia dapat selama ia menjadi secret admirer Agni sih nama Agni memang itu.
“Ntar Lah gue usahain. Tapi loe harus bener-bener tobat deh Kka, soalnya kata Keke dia nggak suka cowok Playboy.” Cakka tersenyum, “Kalau urusan itu mah gampang.”
“Gampang darimana? Sekarang aja Loe lagi deket-deketnya sama Oik. Gimana Loe bisa dapetin Agni kalau Elo sama Oik selalu lengket kayak perangko.” Ucap Gabriel, matanya focus memandang seseorang yang sedang tertawa lepas. Melihat itu hati Gabriel merasa damai dan tenang.
“Gue nggak pernah deket-deket Oik, dianya aja yang selalu ngejar-ngejar gue. Loe kan tahu kalau pesona gue selalu kena kemana-mana.” Bela Cakka narsis, Alvin yang ada di samping Cakka menonyor kepala Cakka.
“Dibanding pesona elo, pesona gue lebih kemana-mana Kka.” Ucap Alvin tak mau kalah.
“Iya pesona Loe kemana-mana tapi nggak ada yang kena buktinya S…”
“Jangan nyebut nama dia Kka.” Potong Alvin cepat, Cakka sengengesan hampir saja dia keceplosan.
“Loe kenapa nggak ungkapin perasaan elo ke dia sih Vin?” Tanya Rio, sudah menjadi rahasia umum di CRAG kalau Alvin menyukai seseorang.
Alvin melengos, sahabatnya ini pura-pura lupa atau memang sudah lupa. “Alasan itu lagi.” Tebak Gabriel, kini ia sudah berhenti memandangi pujaan hatinya dan fokus pada cerita CRAG. Alvin mengangguk.
“Loe terlalu sayang sama Ify Vin sampai-sampai apa yang dia minta selalu elo turuti termasuk ngorbanin perasaan elo. Coba Loe Tanya Ify lagi, mungkin dia udah berubah pikiran dan mau mengerti elo.” Nasehat Gabriel
Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya, “Loe yakin Ify berubah pikiran, tadi pagi aja dia udah buat kekacauan lagi.” Terang Alvin, ia sendiri melihat kejadian itu. Hatinya sakit harus menuruti orang yang disayanginya atau menuruti keinginan hatinya.
“Vin saat ini sepertinya gue lebih mihak ke Ify deh…” Ucap Cakka, mereka bertiga menatap Cakka dengan tatapan bingung. “Maksud Loe?” Tanya Alvin
“Gini Vin,,, elo tahu Shilla, maaf Vin gue nyebut namanya selalu ngejar-ngejar Rio…” cakka melirik Rio yang sedang menatapnya tajam merasa tak senang Cakka menyangkut pautkan dirinya. “Dan Ify juga tahu hal itu, ini udah jadi rahasia umum di Thetra kalau Shilla suka sama Rio. Mungkin maksud Ify melarang elo menyukai Shilla karena dia nggak mau akhirnya elo sakit hati akibat cinta elo bertepuk sebelah tangan.” Terang Cakka, separuh hati Alvin membenarkan kata-kata Cakka. Saat ini dipikirannya ada beberapa pertanyaan yang takkan bisa ia jawab. Apakah dia bisa bertahan dengan rasa yang terbalas ini? Bagaimana jika nantinya Shilla tak menyukai dirinya, berarti semua rasa ini akan menjadi sia-sia. Lalu apa yang harus ia lakukan, mengikuti kata Ify kalau dia harus move on dari Shilla atau mengikuti kata hatinya yang memerintahkannya tetap bertahan.
“Kalau boleh gue kasih saran ya Vin mending elo buat Ify dan Shilla baikan, nah dengan begitu elo nggak perlu move on dari Shilla. Terus Loe deketin Shilla, kasih perhatian gitu. Gue yakin lama-kelamaan rasa suka Shilla ke Rio akan pudar.” Ucap gabriel santai, Alvin mendelik.
“Ngomong sih gampang Yel, melakukannya yang susah.” Keluh Alvin
“Usaha lah Vin, kalau elo Cuma diam ditempat semua nggak akan maju.” Cakka menepuk bahu Alvin agar sahabatnya itu bersemangat.
“Bener apa yang dibilang Cakka. Kalau udah berhasil, nah gue sama Keke kan aman nggak ada yang gangguin.” Ucap rio dan berhasil mendapat tiga toyoran dari temannya.
“Itu mah maunya elo…” Sindir Alvin, Rio hanya cengengesan.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar